- Back to Home »
- Cinta »
- Kisah Novel : Pengorbanan Dalam Cinta
Posted by : Rulionly
Jumat, 04 April 2014
Guys tahukah kamu bahwa cinta yang indah adalah cinta yang diperoleh dengan pengorbanan.?
Pengorbanan..?? bukankah pengorbanan itu selalu disertai dengan kesedihan.? ntahlah meski pengorbanan itu menyakitkan, jika engkau ikhlas dengan sepenuh hatimu , aku yakin engkau akan mendapatkan apa yang engkau inginkan meski melalui sebuah pengorbanan.
Nah berbeda jika engkau sudah berkorban , namun engkau belum juga mendapatkan apa yang engkau inginkan. Bukankah itu sebuah kesiasiaan.?? menurutku itu tidak sia-sia sama sekali , meskipun engkau gagal mendapatkan apa yang engkau inginkan tapi setidaknya engkau sudah lebih maju telah mendapatkan pelajaran dari pengorbanan yang engkau lakukan , terlebih jika engkau berkorban demi seseorang yang amat engkau sayangi.
Cinta sejati itu ada gak sih guys.? mungkin tidak ada, tapi cinta yang tulus itu mungkin pernah ada dan masih ada, dan mungkin cinta yang tulus adalah cinta yang penuh pengorbanan yang tulus tanpa mengharapkan balasan dari orang yang dicintainya.
Guys ngomong-ngomong soal pengorbanan cinta , aku yakin engkau akan kagum dengan pengorbanan seseorang yang akan aku ceritakan kisahnya , cobalah engkau baca dengan sepenuh hatimu agar kisahnya masuk dan dapat engkau rasakan.
Tetesan air mata kecewa sekaligus harus menjadi air mata bahagia telah jatuh dari pelupuk mata seorang lelaki bernama Raka . Tak tahu harus bagaimana yang jelas hancur hati dan semua harapannya. Tangannya menggenggam erat handphone yang dipegangnya, rupanya kehancurannya bermula dari sesaat dia menerima telepon dari seorang teman wanitanya , yang sekaligus telah lama menjadi cinta dalam hatinya . Bermaksud memberitahukan kepadanya bahwa dia telah jatuh cinta kepada temannya. Mengapa tidak, sudah sejak lama Raka memendam rasa cintannya terhadap teman sejatinya sendiri , bahkan sangat lama , butuh waktu lama mungkin bagi seorang laki-laki pemalu seperti Raka untuk mengungkapkan perasaannya, apalagi wanita yang dicintainnya adalah seorang teman kecilnya dan sampai sekarang tetap menjadi teman baiknya.
Dan akhirnya Dewi meminta Raka untuk membantunya mendekati Danu . Apapun yang menjadi keingina Dewi, tentu dan pasti akan Raka usahakan , entah karena dia mencintainya ataupun sebagai seorang sahabat sudahlah menjadi kewajiban untuk membantunya, apalagi Raka tak mau menjadi penghalang hubungan seseorang yang saling mencintai .
Semuanya telah setuju termasuk kedua orang tua Raka dan Dewi , namun Raka meminta kesemuanya jangan ada yang memberitahukan bahwa yang mendonorkan mata untuk Dewi adalah dirinya. Syaratpun telah disetujui dan proses pendonoran matapun dilakukan dengan lancer tanpa ada hambatan sedikitpun . "Allhadulillah ternyata Allah memberikan kemudahan bagiku untuk yang mungkin ini adalah terakhir kalinya aku berkorban untuk orang yang kucintai".
Setelah membaca isi surat itu hatinya hancur dunia seakan runtuh betapa tidak , 3 tahun dirinya juga memendam rasa cinta kepada Raka , tanpa sedikitpun Raka tahu bahwa Dewi juga mencintainya , dan 14 hari Dewi membencinya padahal 14 hari sudah Raka meninggalkannya.
Semuanya begitu berat bagi Dewi untuk menerimanya, dan tanpa tunggu waktu Dewi langsung membuat surat Balasan untuk Raka Yang kemudian diletakanya diatas kubur sang pangeran dalam hatinya :
Pengorbanan..?? bukankah pengorbanan itu selalu disertai dengan kesedihan.? ntahlah meski pengorbanan itu menyakitkan, jika engkau ikhlas dengan sepenuh hatimu , aku yakin engkau akan mendapatkan apa yang engkau inginkan meski melalui sebuah pengorbanan.
Nah berbeda jika engkau sudah berkorban , namun engkau belum juga mendapatkan apa yang engkau inginkan. Bukankah itu sebuah kesiasiaan.?? menurutku itu tidak sia-sia sama sekali , meskipun engkau gagal mendapatkan apa yang engkau inginkan tapi setidaknya engkau sudah lebih maju telah mendapatkan pelajaran dari pengorbanan yang engkau lakukan , terlebih jika engkau berkorban demi seseorang yang amat engkau sayangi.
Cinta sejati itu ada gak sih guys.? mungkin tidak ada, tapi cinta yang tulus itu mungkin pernah ada dan masih ada, dan mungkin cinta yang tulus adalah cinta yang penuh pengorbanan yang tulus tanpa mengharapkan balasan dari orang yang dicintainya.
Guys ngomong-ngomong soal pengorbanan cinta , aku yakin engkau akan kagum dengan pengorbanan seseorang yang akan aku ceritakan kisahnya , cobalah engkau baca dengan sepenuh hatimu agar kisahnya masuk dan dapat engkau rasakan.
DUA BOLA MATAKU ADALAH TANDA CINTA UNTUKMU
Cinta memang indah
, karena itu aku tak
pernah menyesal telah mencintaimu
meski cintaku tak berarti
bagimu , karena aku tahu seseorang
yang bisa membuatmu
jatuh cinta bukanlah orang sepertiku,
Tetesan air mata kecewa sekaligus harus menjadi air mata bahagia telah jatuh dari pelupuk mata seorang lelaki bernama Raka . Tak tahu harus bagaimana yang jelas hancur hati dan semua harapannya. Tangannya menggenggam erat handphone yang dipegangnya, rupanya kehancurannya bermula dari sesaat dia menerima telepon dari seorang teman wanitanya , yang sekaligus telah lama menjadi cinta dalam hatinya . Bermaksud memberitahukan kepadanya bahwa dia telah jatuh cinta kepada temannya. Mengapa tidak, sudah sejak lama Raka memendam rasa cintannya terhadap teman sejatinya sendiri , bahkan sangat lama , butuh waktu lama mungkin bagi seorang laki-laki pemalu seperti Raka untuk mengungkapkan perasaannya, apalagi wanita yang dicintainnya adalah seorang teman kecilnya dan sampai sekarang tetap menjadi teman baiknya.
Namanya Dewi seorang wanita berparas
cantik , namun sedikit
tomboy, memang perasaan
Raka tidak pernah berubah
sejak Masa
SMA . Dialah orang pertama yang Raka
sukai boleh dibilang First Love , apapun itu
yang jelas apapun yang menjadi
keinginan Dewi Raka
selalu berada di
belakannya untuk selalu setia
mendukungnya , sampai saat mereka Kuliah dan perasaan
Raka masih saja sama
bahkan terus bertambah meski baginya
perasaan cinta ini adalah
kesalahan terbesarku , fikirnya " Bagaimana bisa seorang teman baik mencintai temannya sendiri ". Hingga saat Dewi mulai tertarik
pada laki-laki lain yang
tidak lain adalah
seorang sahabatnya yang kuliah
difakultas yang sama. Dewi menceritakan perasaannya
kepada Raka , betapa Dewi sedang jatuh
cinta kepada seorang
laki-laki bernama Danu
yang tidak lain
adalah teman dekat
Raka namun tidak
begitu dekat dengan
Dewi , dan sepertinya Danu pun
telah menyimpan hati kepada Dewi.
Dan akhirnya Dewi meminta Raka untuk membantunya mendekati Danu . Apapun yang menjadi keingina Dewi, tentu dan pasti akan Raka usahakan , entah karena dia mencintainya ataupun sebagai seorang sahabat sudahlah menjadi kewajiban untuk membantunya, apalagi Raka tak mau menjadi penghalang hubungan seseorang yang saling mencintai .
Hingga tiba malam pertemuan
Dewi dan Danu
yang tentunya sudah direncanakan
oleh
Raka seistimewa mungkin untuk seseorang
yang istimewa pula dimatanya. Raka tidak mau Dewi
kecewa , baginya inilah waktunya
untuk Raka membahagiakan
Dewi meski harus mengorbankan perasaanya , apalgi mengingat penykit yang disembunyikannya
dari orang-orang disekitarnya semakin parah . Rupanya Raka takut
jika sampai hal yang paling
buruk menimpannya , akan menjadi sebuah penyesalan
jika ia belum
melakukan sesuatu yang sangat bermanfaat
untuk membahagiakan orang
terdekatnya yang sekaligus
sang cinta dalam hatinya.
Malampun telah tiba , tempat dan waktu telah diaturnya , sementara Dewi yang hendak pergi menemui seorang calon kekasihnya yaitu Danu , tiba-tiba teringat Raka , memang setiap kali Dewi berpergian pasti tidak pernah lupa untuk sekedar berpamitan kepada teman sejatinya itu , apalagi rumah mereka berdampingan. Setibanya didepan pintu rumah Raka langsung saja Dewi mengetuk pintu , tok.tok.took,,. "Assalamualaiku,, Rak ,, Raka ini aku Dewi " terdengar langkah kaki dari balik pintu " Walikumsalam , iya Dew sebentar " setelah terbuka pintunya Rupanya seseorang itu adalah Raka , " ooh kamu Dew , oh iya bukannya malam ini kamu mau dinner bersama Danu , looh kok malah kesini,.? " ujar Raka sedikit berbasa basi , meski dihatinya sesungnguhnya kecewa dan hancur , " iya Rak , aku bisa gelisah dan tidak tenang jika belum berpamitan , oh iya do’akan Dewi ya yah semoga semuanya lancar ," .. ujar Dewi. " meskipun kamu tidak memintaku mendoakanmu , aku akan tetap dan selalu mendoakanmu , semangat yah tombooy..' ,, sambil mencubit pipnya . “ Aaaakhh lebay kamu rak , yasudah aku pergi yaa , jangan kangen loh sma aku , hehe” .
Malampun telah tiba , tempat dan waktu telah diaturnya , sementara Dewi yang hendak pergi menemui seorang calon kekasihnya yaitu Danu , tiba-tiba teringat Raka , memang setiap kali Dewi berpergian pasti tidak pernah lupa untuk sekedar berpamitan kepada teman sejatinya itu , apalagi rumah mereka berdampingan. Setibanya didepan pintu rumah Raka langsung saja Dewi mengetuk pintu , tok.tok.took,,. "Assalamualaiku,, Rak ,, Raka ini aku Dewi " terdengar langkah kaki dari balik pintu " Walikumsalam , iya Dew sebentar " setelah terbuka pintunya Rupanya seseorang itu adalah Raka , " ooh kamu Dew , oh iya bukannya malam ini kamu mau dinner bersama Danu , looh kok malah kesini,.? " ujar Raka sedikit berbasa basi , meski dihatinya sesungnguhnya kecewa dan hancur , " iya Rak , aku bisa gelisah dan tidak tenang jika belum berpamitan , oh iya do’akan Dewi ya yah semoga semuanya lancar ," .. ujar Dewi. " meskipun kamu tidak memintaku mendoakanmu , aku akan tetap dan selalu mendoakanmu , semangat yah tombooy..' ,, sambil mencubit pipnya . “ Aaaakhh lebay kamu rak , yasudah aku pergi yaa , jangan kangen loh sma aku , hehe” .
Setelah berpamitan bergegaslah Dewi menuju
jalanan untuk mencari
taksi agar mengantarkannya ketempat dimana sang
pangeran impiannya berada , menunggunya dengan
penuh cinta dan
ditempat yang romatis
didukung suasana malam
yang indah . Sementara itu Raka yang
terdiam terus memandangi Dewi yang
sedang menunggu taksi ,
sebenarnya Raka ingin sekali
mengantarnya sampai tempat
tujuan , tapi Raka takut
dirinya akan menjadi
pengganngu suasana dinner
Dewi dan Danu , tak terasa air
matanya jatuh , hatinya bergetar , sedih memang
harus merelakan orang yang
ia cintai harus bahagia dengan orang
lain
bukan dengan dirinya
, tapi Raka
tak mau egois ,
karena yang terpenting
saat ini adalah
perasaan dua orang
yang saling mencintai
yaitu Dewi dan
Danu , bukan perasaan
cinta monyetnya yang
sejak dahulu terus
dipertahankannya. Sampai saat Dewi
pergi menaiki taksipun bola mata
Raka tak pernah
berpaling memandang kearah dimana Dewi berdiri menunggu
taksi dengan gaun
yang sangat indah
dan ketika Dewi
melihat kearahnya dan
tersenyum kepadanya hatinya
bagaikan berbunga-bunga , tapi
Raka sadar penampilan
dan dandanan nan
ayu Dewi bukanlah
untuknya tapi untuk
Danu . Malam sudah semakin
larut rupanya raka tak
bisa tidur karena sedari
tadi
ia belum melihat Dewi pulang
ditambah rasa sakit
yang semakin parah , membuatnya kesusahan untuk memejamkan matanya
malam itu , sesekali
ia membuka jendelanya
melihat kearah halaman
rumah untuk memastikan
Dewi sudah pulang
atau belum.
Hingga saat dipertengahan malam seseorang yang ditunggu kedatangannya belum juga pulang , Raka tidak bisa tenang jika Dewi pergi sampai larut malam , rupanya Raka berniat untuk menyusul Dewi ditempat Dinnernya bersama Danu , belum sempat menyalakan motor , handphone Raka bordering ... nada yang cukup menggangu telinga orang yang mendengarnya ditengah malam yang sunyi itu " ini siapa lagi malam-malam begini telepon" dengan sedikit kesal Raka mengambil handpohe dari saku celananya, tak sempat mengucapkan hallo Assalamualaikum sudah terdengar suara isak tangis yang rupanya adalah tangisan ibunda Dewi .. " Hallo ibu,, ibu kenapa nangis ,?? ada apa bicara sama Raka bu..." dengan sangat khawatir Raka memaksa Ibunda Dewi untuk menjelaskan apa yang terjadi . dan akhirnya sedikit demi sedikit ibunda Dewi bicara " Raka Dewi kecelakaan,, tadi waktu mau pulang menaiki sebuah taksi , taksinya menabrak sebuah truk dan Dewi terlempar diperbatasan jalan sekarang keadaanya kritis.. tolong sekarang kamu kerumah sakit , ibu takut terjadi sesuatu dengan Dewi ." dengan perasaan yang hancur dan ketakutan mulai menhampiri karena terlalu takut akan terjadi sesuatu kepa Dewi seseorang yang sangat ia sayangi , Raka menuju kerumah sakit tempat Dewi dirawat .
Setelah sampai dirumah sakit ternyata Raka harus mendengar kenyataan yang pahit dari seorang Dokter yang merawat Dewi . Bahwa Dewi akan buta dan kakinya lumpuh akibat benturan yang terjadi dalam kecelakaannya. Hari demi hari Raka harus bersabar menunggu dan menunggu Dewi yang masih belum tersadar setelah kejadian malam itu. Do'a terus dipanjatkan dan butiran tasbih terus diputarnya seraya membaca asma-asma Allah dan pada setiap sujudnya Raka hanya berharap sang teman dan sekaligus cinta dalam hatinya bisa tersadar dan jauh dari itu Raka terus berdo’a agar Dewi kembali sehat. Rupanya do'a dan kesetiaan Raka menunggu dirumah sakit tidak sia-sia , jari jemari Dewi mulai bergerak dan mulai menandakan kemajuan, senyum mulai mengembang dibibir manis Raka , dan sesekali Raka mulai mengajak Dewi berdialog " Dew,, dew.. kamu sudah sadar,.. " dengan genggaman halus Raka mulai mencoba berbicara dengan Dewi, sedikit demi sedikit Dewi mulai berbicara meski dengan suara yang hamper tidak terdengar . Raka mencoba untuk mendengarkannya "Raaka ,, itu kamu,..? kenapa dengan mataku ,? Kenapa aku hanya bisa mendengar suaramu tapi kenapa mataku hanya bisa memandang kegelapan.? sepertinya kamu menagis rak, kenapa..?" Dewi terus bertanya tapi hanya tangisan yang bisa menjawab semua pertanyaan Dewi . Akhirnya dengan pelan-pelan Raka mulai menjelaskan bahwa Dewi harus menerima kenyataan dirinya buta dan kakinya lumpuh meskipun lumpuhnya untuk sementara.
Hingga saat dipertengahan malam seseorang yang ditunggu kedatangannya belum juga pulang , Raka tidak bisa tenang jika Dewi pergi sampai larut malam , rupanya Raka berniat untuk menyusul Dewi ditempat Dinnernya bersama Danu , belum sempat menyalakan motor , handphone Raka bordering ... nada yang cukup menggangu telinga orang yang mendengarnya ditengah malam yang sunyi itu " ini siapa lagi malam-malam begini telepon" dengan sedikit kesal Raka mengambil handpohe dari saku celananya, tak sempat mengucapkan hallo Assalamualaikum sudah terdengar suara isak tangis yang rupanya adalah tangisan ibunda Dewi .. " Hallo ibu,, ibu kenapa nangis ,?? ada apa bicara sama Raka bu..." dengan sangat khawatir Raka memaksa Ibunda Dewi untuk menjelaskan apa yang terjadi . dan akhirnya sedikit demi sedikit ibunda Dewi bicara " Raka Dewi kecelakaan,, tadi waktu mau pulang menaiki sebuah taksi , taksinya menabrak sebuah truk dan Dewi terlempar diperbatasan jalan sekarang keadaanya kritis.. tolong sekarang kamu kerumah sakit , ibu takut terjadi sesuatu dengan Dewi ." dengan perasaan yang hancur dan ketakutan mulai menhampiri karena terlalu takut akan terjadi sesuatu kepa Dewi seseorang yang sangat ia sayangi , Raka menuju kerumah sakit tempat Dewi dirawat .
Setelah sampai dirumah sakit ternyata Raka harus mendengar kenyataan yang pahit dari seorang Dokter yang merawat Dewi . Bahwa Dewi akan buta dan kakinya lumpuh akibat benturan yang terjadi dalam kecelakaannya. Hari demi hari Raka harus bersabar menunggu dan menunggu Dewi yang masih belum tersadar setelah kejadian malam itu. Do'a terus dipanjatkan dan butiran tasbih terus diputarnya seraya membaca asma-asma Allah dan pada setiap sujudnya Raka hanya berharap sang teman dan sekaligus cinta dalam hatinya bisa tersadar dan jauh dari itu Raka terus berdo’a agar Dewi kembali sehat. Rupanya do'a dan kesetiaan Raka menunggu dirumah sakit tidak sia-sia , jari jemari Dewi mulai bergerak dan mulai menandakan kemajuan, senyum mulai mengembang dibibir manis Raka , dan sesekali Raka mulai mengajak Dewi berdialog " Dew,, dew.. kamu sudah sadar,.. " dengan genggaman halus Raka mulai mencoba berbicara dengan Dewi, sedikit demi sedikit Dewi mulai berbicara meski dengan suara yang hamper tidak terdengar . Raka mencoba untuk mendengarkannya "Raaka ,, itu kamu,..? kenapa dengan mataku ,? Kenapa aku hanya bisa mendengar suaramu tapi kenapa mataku hanya bisa memandang kegelapan.? sepertinya kamu menagis rak, kenapa..?" Dewi terus bertanya tapi hanya tangisan yang bisa menjawab semua pertanyaan Dewi . Akhirnya dengan pelan-pelan Raka mulai menjelaskan bahwa Dewi harus menerima kenyataan dirinya buta dan kakinya lumpuh meskipun lumpuhnya untuk sementara.
Tapi apa yang sudah
diperkirakan Raka pasti
Dewi akan merasakan
sedih dan tidak terima kalau
tahu matanya buta
dan kakinya tidak bisa
berjalan untuk sementara, bahkan lebih
dari itu Dewi
merasa dirinya sudah tidak ada gunanya
lagi
hidup, sementara itu air
mata Raka terus
mengalir dari pelupuk matanya , Raka tak
kuasa mendengar pernyataan Dewi , dan
Raka tak tega
melihat keadaan Dewi , namun
Raka tak patah
semangat untuk mengembalikan
senyuman Dewi dan
menyemangatinya untuk meneruskan
hidupnya meski jalan
yang dihadapinya begitu
terjal , yakinlah bahwa
didepan sanah hidupmu
akan menemukan kebahagiaannya.
Hari-haripun berlalu dengan kesedihan yang dialami Dewi . Sementara itu rasa
sudah tidak berguna lagi dirasakan oleh Raka
, Raka
yang merasa tidak bisa
membantu apa-apa
demi kesembuhan Dewi . Akhirnya Raka memutuskan
bertemu dengan Dokter
yang menangani Dewi dan
bagaimana jalan agar
Dewi bisa melihat lagi dan kakinya bisa sembuh, dan Dokterpun menjelaskan bahwa "
kaki Dewi akan sembuh
secara bertahap asalkan rajin meminum obatnya , dan
rajin berlatih berjalan , tapi jika untuk kesembuhan
matanya kemungkinan kecil karena harus
ada seorang pendonor mata untuknya". Lagi-lagi Raka berfikir
untuk selalu berkorban
demi seseorang yang dicintainya meskipun harus mengorbankan
semua
hidupnya . " Dok bagaimana jika Dokter ambil mata
saya saja dok, saya ingin Dewi bisa
melihat lagi . Aku mohon dok
ambil saja mataku , lagipula umurku sudah
sudah
tidak panjang lagi . Aku punya
penyakit Kanker yang
mungkin sudah kronis
dan Dokter
yang menangani kankerku sudah memvonis
saya tidak ada harapan
hidup lagi , aku ingin
Dokter mengambil mataku untuk
didonorkan ke Dewi,
tolong dok dia
adalah wanita yang paling
berharga dalam hidupku bahkan lebih berharga
dari dua bola mataku . " meskipun Dokter sudah menjelaskan akibatnya, namun itu tidak bisa mengurungkan niat seorang Raka untuk tetap mendonorkan matanya .
Raka akhirnya meminta
izin kepada semuanya
termasuk kedua orang
tuanya , awalnya
kedua orang tua
Raka melarangnya ,
bukan apa mereka
khawatir dengan Raka
, “ Raka , apakah
kamu sudah fikirkan
ini matang-matang nak.? Bukan
apa , bukannya
kamu ingin sekali
melihat surga yang mengalir
sungai yang indah
dibawahnya apabila engkau
sudah dipanggil yang
maha kuasa nak.?” .
Rakapun tersenyum dan
mendekati kedua orang
tuanya dan memeluknya
dengan erat “ Ibu , Ayah
, kalian ada –ada saja ,
benar sekali kata
ibu tadi ,
raka ingin sekali
melihat indahnya surga ketika
kelak Raka dipanggil
disisiNya , namun hanya
karena Raka buta
didunia bukan berarti
nanti Raka akan
buat dihadapanya , Insyallah
jika Allah menghendaki
sesuatu yang tidak
mungkin akan menjadi
mungkin , percayalah itu ,
percayalah KekeuasaanNya” sambil
tersenyum manis
Semuanya telah setuju termasuk kedua orang tua Raka dan Dewi , namun Raka meminta kesemuanya jangan ada yang memberitahukan bahwa yang mendonorkan mata untuk Dewi adalah dirinya. Syaratpun telah disetujui dan proses pendonoran matapun dilakukan dengan lancer tanpa ada hambatan sedikitpun . "Allhadulillah ternyata Allah memberikan kemudahan bagiku untuk yang mungkin ini adalah terakhir kalinya aku berkorban untuk orang yang kucintai".
3 hari setelah pendonoran mata itu
dilakukan ternyata Raka sudah
tidak bisa lagi bertahan
dengan penyakitnya , meskipun sempat
ditangani , akhirnya Raka menghembuskan nafas terakhirnya
dengan Indah tepat
pukul 18.30 , tepatnya setelah
sholat magrib , terlihat senyuman yang mengembang dibibir Raka yang
sudah tidak bernyawa , seakan menandakan tidak ada
beban yang tertinggal
diakhir
hidupnya.
Seminggu berlalu sementara Dewi keadaannya sudah mulai membaik dengan matanya yang telah bisa melihat keindahan dunia , tanpa sedikitpun ia tahu bahwa mata yang sekarang ada pada dirinya adalah bola mata seseorang yang sangat mencintainya. Hari-hari Dewi sudah mulai normal kakinyapun sudah mulai bisa untuk berjalan , tapi satu hal yang dia heran , mengapa Raka sudah berminggu-minggu ini tidak pernah menemuinya lagi. Dewi akhirnya mulai mencari tahu kepada Ibundaya dan bertanya-tanya kenapa Raka sekarang tidak mau lagi menjenguknya, tapi apa yang Dewi tanyakan tidak sedikitpun mendapatkan jawaban, hanya kata Tidak Tahu yang dia dapatkan dari semua orang yang dia tanya.
Akhirnya Dewi memutuskan untuk mendatangi langsung kerumah Raka tapi ternyata Raka dan keluarganya tidak tinggal lagi di sana , akhirnya Dewi berfikir mungkin Raka sudah tidak mau lagi berteman dan mungkin malu karena kakiku sudah tidak sempurna untuk berjalan. Dalam keadaan kecewa dan berniat pulang Dewi mengingat kejadian malam yang mungkin seharusnya menjadi malam terindah dari malam-malam yang lain , malam ketika ia akan bertemu seseorang yang special yaitu Danu , tapi nyatanya Danu tidak sedikitpun menjengukku saat ini. Tiba-tiba matanya tidak tahu kenapa terus melihat ketempat dimana dirinya berdiri pada malam itu , air matanya tanpa sadar mngalir dan membasahi pipinya , seakan matanya melihat semua gambaran diwaktu malam itu , dimana dirinya berdiri dengan gaun yang cantik dan seolah matanya tak rela dirinya pergi .
Hari demi hari Dewi lalui dan kejadian didepan rumahpun terus-menerus terjadi , membuat Dewi penasaran dan bertanya-tanya sebenarnya ada apa dengan matanya . Akhirnya Dewi mulai curiga . Sore itu dirinya pergi ke Rumah Sakit dimana dahulu dirawat , Dewi yakin mungkin Dokter bisa menjelaskan semuanya pada dirinya. Sesampainya dirumah sakit dan bertemu dengan Dokter yang dimaksud “Silahkan duduk nak Dewi , ada apa kok tumben kesini.? Ada masalah dengan kakinya atau matamu nak Dewi.? “ . “ Dok,, Dewi mau tanya sebenarnya siapa pendonor mata untukku.?, meskipun aku tidak bisa memberikan apa-apa untuknya , setidaknya aku bisa berterimakasih karena telah merelakan matanya untukku, ." dengan lirih Dewi memohon.
Seminggu berlalu sementara Dewi keadaannya sudah mulai membaik dengan matanya yang telah bisa melihat keindahan dunia , tanpa sedikitpun ia tahu bahwa mata yang sekarang ada pada dirinya adalah bola mata seseorang yang sangat mencintainya. Hari-hari Dewi sudah mulai normal kakinyapun sudah mulai bisa untuk berjalan , tapi satu hal yang dia heran , mengapa Raka sudah berminggu-minggu ini tidak pernah menemuinya lagi. Dewi akhirnya mulai mencari tahu kepada Ibundaya dan bertanya-tanya kenapa Raka sekarang tidak mau lagi menjenguknya, tapi apa yang Dewi tanyakan tidak sedikitpun mendapatkan jawaban, hanya kata Tidak Tahu yang dia dapatkan dari semua orang yang dia tanya.
Akhirnya Dewi memutuskan untuk mendatangi langsung kerumah Raka tapi ternyata Raka dan keluarganya tidak tinggal lagi di sana , akhirnya Dewi berfikir mungkin Raka sudah tidak mau lagi berteman dan mungkin malu karena kakiku sudah tidak sempurna untuk berjalan. Dalam keadaan kecewa dan berniat pulang Dewi mengingat kejadian malam yang mungkin seharusnya menjadi malam terindah dari malam-malam yang lain , malam ketika ia akan bertemu seseorang yang special yaitu Danu , tapi nyatanya Danu tidak sedikitpun menjengukku saat ini. Tiba-tiba matanya tidak tahu kenapa terus melihat ketempat dimana dirinya berdiri pada malam itu , air matanya tanpa sadar mngalir dan membasahi pipinya , seakan matanya melihat semua gambaran diwaktu malam itu , dimana dirinya berdiri dengan gaun yang cantik dan seolah matanya tak rela dirinya pergi .
Hari demi hari Dewi lalui dan kejadian didepan rumahpun terus-menerus terjadi , membuat Dewi penasaran dan bertanya-tanya sebenarnya ada apa dengan matanya . Akhirnya Dewi mulai curiga . Sore itu dirinya pergi ke Rumah Sakit dimana dahulu dirawat , Dewi yakin mungkin Dokter bisa menjelaskan semuanya pada dirinya. Sesampainya dirumah sakit dan bertemu dengan Dokter yang dimaksud “Silahkan duduk nak Dewi , ada apa kok tumben kesini.? Ada masalah dengan kakinya atau matamu nak Dewi.? “ . “ Dok,, Dewi mau tanya sebenarnya siapa pendonor mata untukku.?, meskipun aku tidak bisa memberikan apa-apa untuknya , setidaknya aku bisa berterimakasih karena telah merelakan matanya untukku, ." dengan lirih Dewi memohon.
Akhirnya dokterpun menjelaskan semuanya
" yasudah meskipun sang pendonor tidak mau memberikan
identitasnya tapi saya
akan memberitahukan semuanya, pendonormu adalah seorang laki-laki , orangnya begitu
gagah , dia seumuran denganmu , dan dia
mengaku sangat mencintaimu , meskipun saya sudah
memberitahukan bahwa ada harga untuk
membayar semuanya , yaitu anda akan
kehilangan mata anda
, tapi
laki-laki itu tidak peduli , dia tetap pada
pendiriannya untuk mendonorkan matanya demi kamu,
3 hari setelah pendonoran itu dia
meninggal dunia disebabkan kanker yang
dideritanya semakin parah ," .
Setelah mendengarkan pernyataan dari dokter,
tidak terasa air mata
Dewi berlinang ., "dok jika benar orang itu
lelaki dan dia
bilang sangat mencintaiku apakah
seseorang itu adalah Raka..??,
tolong jawab dok..!!" . Tangisnya semakin terpecah setelah dokter membenarkan
semuanya . " Ya Allah kenapa harus Raka yang
engkau takdirkan
sebagai malaikat penolongku ..?? " . Sementara Dewi menangis
dokter mengambilkan sesuatu titipan Raka untuk diberikan
kepada Dewi . " Nak Dewi ini ada
sesuatu titipan dari Raka untukmu , mungkin Raka tahu
bahwa
suatu saat kamu akan mencarinya
hingga kemari , silahkan diambil ." . Akhirnya Dewi pulang
dan membuka sebuah kotak
yang tidak tahu
berisi apa, setelah
dibuka dikamarnya ternyata isinya adalah
sebuah
kertas . Dan ternyata
surat itu berisi Puisi untuk
dirinya dari Raka
yang bertulis:
Untuk kekasih yang tak pernah merinduku
Meski rasa ku tak akan sama dengan yang kau rasakan
Aku berharap kau bisa merasakannya
Bahwa aku tlah menjatuhkan hatiku ditempat aku memulai
Mengawali kisah cintaku dengan indah
Meski aku sadar ini hanya anganku
Meski aku takan pernah tahu akhir dari kisahku
Dan biarkanlah aku mencintaimu dengan sederhana
Walau hanya dalam diam ku
Biarkanlah semua rasaku kepadamu mengalir apa adanya
Tanpa tahu kemana akan berlabuh
Memang sakit hatiku mencintaimu meski kau tak pernah mencintaiku
Tapi biarlah rasa sakitku menjadi indah yang tiada tara
Karena mencintaimu adalah indah bagiku
Untukmu Dewi
dalam hatiku sebenernya Aku telah
jatuh cinta kepadamu sejak 3
Tahun lalu dan
sampai sekarang rasa cintaku
ini terus ada dalam hatiku,
bahkan terus bertambah , mungkin setelah engkau membaca surat ini
, Aku sudah tidak
ada didunia ini , Aku mencintaimu
tapi aku tidak
bisa memberimu apa-apa, Mungkin kedua bola
mataku tidak akan cukup
untuk mengungkapkan rasa cintaku
untuk seseorang sepertimu ,
Untukmu Dewi dalam hatiku , Aku akan selalu mencintaimu dan akan selalu menjagamu sampai Akhir hayatku,.
Untukmu Dewi dalam hatiku , Aku akan selalu mencintaimu dan akan selalu menjagamu sampai Akhir hayatku,.
Untukmu Dewi
dalam hatiku, jaga
baik-baik kedua bola
mataku seperti engkaimu menjaga
persahabatan kita selama
ini , jangan
biarkan ia menangis
karena kecewa , maka
dari itu aku
harap engkau bahagia
, meski hari
ini kamu menangis ,
tapi hari esok
dan seterusnya aku
ingin engkau hiasi
harimu dengan senyuman .
Dari sahabat sejatimu dan seseorang yang selalu mengagumimu
( Raka )
Dari sahabat sejatimu dan seseorang yang selalu mengagumimu
( Raka )
Setelah membaca isi surat itu hatinya hancur dunia seakan runtuh betapa tidak , 3 tahun dirinya juga memendam rasa cinta kepada Raka , tanpa sedikitpun Raka tahu bahwa Dewi juga mencintainya , dan 14 hari Dewi membencinya padahal 14 hari sudah Raka meninggalkannya.
Semuanya begitu berat bagi Dewi untuk menerimanya, dan tanpa tunggu waktu Dewi langsung membuat surat Balasan untuk Raka Yang kemudian diletakanya diatas kubur sang pangeran dalam hatinya :
Untuk Raka Yang Kucintai..,
Tahu kah engkau bahwa aku juga mencintaimu sejak 3 tahun yang lalu , mungkin aku terlalu bodoh dengan kegengsianku untuk mengutarakan bahwa aku mencintaimu. sampai akhirnya aku coba untuk mencintai orang lain demi melupakanmu, tapi sungguh cara itu tak berhasil sedikitpun ,
Raka sebenarnya dimalam itu aku melihatmu menangis , Aku tahu kamu tidak rela ketika aku pergi dengan Danu , ditengah jalan aku teringat dirimu , dan ketika itu aku memutar arahku untuk tidak jadi menemui Danu , tapi mungkin aku terlalu takut kehilanganmu aku memaksa sopir taksi itu untuk segera memutar arah dan menancapkan gasnya, tapi aku melihat sebuah truk besar melaju sangat kenacang kearah mobil yang kunaiki , dan setelah itu aku tidak tahu lagi apa yang terjadi,,,
yang jelas aku sangat mencintaimu , aku tidak tahu bagaimana cara melupakanmu ,Dan aku berjanji kepadamu , aku akan menjaga mata ini seperti aku menjagamu , seperti kita menjaga cinta kita meski tak saling mengutarakannya , aku akan memperlihatkan bahwa cinta itu indah meski kita terpisah sangat sangat jauh , dan aku sungguh mencintaimu
Dari seseorang yang akan selalu mencintaimu
( Dewi )
Rintik hujan telah
sampai membasahi tanah.
Tangis kecewa telah mongering dipipi.
Betapa hati yang kau buat serpihan luka.
Kini telah bersatu kembali.
Semoga penaku tak pernah sedih kala ku mulai menulis kisah kasih mu.
Semoga kertas ku tak pernah menjadi basah kala ku mengingat tentang dirimu.
Tangis kecewa telah mongering dipipi.
Betapa hati yang kau buat serpihan luka.
Kini telah bersatu kembali.
Semoga penaku tak pernah sedih kala ku mulai menulis kisah kasih mu.
Semoga kertas ku tak pernah menjadi basah kala ku mengingat tentang dirimu.
Dan
biarkanlah Novel sobeku
menceritakannya untukmu , untuk
semua yang masih
percaya akan adanya
cinta sejati
Nah guys sekarang kamu tahu kan apa itu arti pengorbanan dalam cinta, mudah-mudahan cerita diatas dapat membuatmu mengartikan bahwa cinta itu lebih indah dari yang engkau duga,
Thank
to Allah SWT , dan
semua yang mendukung
tulisanku , termasuk kamu sobat tulaga , jangan lupa
baca novelku yang
lainnya juga yaa
Wassalam